BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam
perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya
perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil
tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaannya
tergantung pada manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan
yang sehat dan efisienuntuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu,
kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam
persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Perusahaan
perlu melakukan analisis laporan keuangan karena laporan keuangan digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan, dan digunakan untuk membandingkan kondisi
persusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun 2 sekarang apakah perusahaan
tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan mempertimbangkan keputusan
yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja
perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, untuk melakukan
sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang. Jadi kinerja perusahaan adalah
proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan
solusi dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat pada suatu periode
tertentu.
Analisis
laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi
keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Salah satu rasio yang digunakan adalah rasio aktivitas yang digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut pokok permasalahannya adalah :
1.
Apa tujuan dan manfaat dari rasio aktivitas ?
2.
Apa saja jenis-jenis rasio aktivitas ?
3.
Bagaimana cara perhitungan menggunakan rasio aktivitas
?
C. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari
makalah ini adalah Rasio aktivitas dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan finansial perusahaa, dan diharapkan dapat membantu perusahaan
dalam mengefisiensi penggunaan segala jenis sumber daya yang da pada perusahaan
tersebut.
D. Metode
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio
aktivitas dalam laporan keuangan. Jenis sumber data yang digunakan menggunakan
data sekunder dari berupa data dari buku dan laporan keuangan di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI RASIO AKTIVITAS
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada
padanya.Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan
dan beragam unsure aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Menurut Kasmir “Analisis Laporan Keuangan” Rasio
aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dapat dikatakan pula rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber
daya perusahaan.
Menurut Irham Fahmi “Analisis Kinerja Keuangan”
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan.
Menurut Dermawan Syahrial dan Djahotman Purba
“Analisa Laporan Keuangan” Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan perusahaan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan melalui
penjualan dan rasio aktivitas tidak semata-mata mengukur tinggi rendahnya rasio
yang dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan, hal ini
dikarenakan rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan
perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan dan hasil
perhitungan rasio aktivitas bukan dalam persentase melainkan berapa kali atau
beberapa hari.
B. TUJUAN RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio
aktivitas antara lain:
·
Untuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
·
Untuk
menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), dimana hasil
perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih.
·
Untuk
menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
·
Untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu
periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan (working capital turn over).
·
Untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode.
·
Untuk
mengukur penggunaan semua aktiva
perusahaan dibandingkan dengan penjualan.
C. MANFAAT RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Beberapa
manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas, yakni sebagai berikut:
1.
Dalam bidang piutang.
a.
Perusahaan
atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama satu
periode. Kemudian, manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan demikian, dapat
diketahui efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari
dalam rata-rata penagihan piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat
pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
2. Dalam bidang sediaan
Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan
tersimpan dalam gudang. Hasil ini
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industri.
Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa
periode yang lalu.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjualan
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain,
berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
4. Dalam bidang aktiva dan penjualan
a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva
perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.
D. JENIS – JENIS RASIO
AKTIVITAS
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen
untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang
diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan, artinya
lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut. Berikut ini
ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli
keuangan yaitu:
1)
Perputaran
Piutang (Account Receivable Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah
(dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi
perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah adaover
investment dalam piutang. Hal yanng jelas adalah rasio perputaran piutang
memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksessan penagihan piutang
Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio
semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga
memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan
bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian
kredit.
2)
Perputaran
persediaan (Inventory Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam 1 periode. Rasio
ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan.
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup
popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Dapat pula diartikan bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam 1 tahun. Semakin kecil rasio ini semakin jelek,demikian pula sebaliknya. Turunan dari perputaran sediaan adalah jumlah hari untuk menjual sediaan (days to sell inventory)
Dapat pula diartikan bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam 1 tahun. Semakin kecil rasio ini semakin jelek,demikian pula sebaliknya. Turunan dari perputaran sediaan adalah jumlah hari untuk menjual sediaan (days to sell inventory)
Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
3)
Perputaran
Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau
menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama satu periode tertentu.
Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam
satu periode. Untuk mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan
dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian,
apabila perputaran modal kerja yanng rendah dapat diartikan perusahaan sedang
kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran
persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula
sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya
perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu
kecil.
Yang dimaksud dengan modal kerja bersih (net
working capital) adalah total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar.
Modal kerja bersih rata-rata adalah modal kerja bersih awal ditambah modal
kerja bersih akhir dibagi dua. Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle)
dari perusahaan (Riyanto, 2008:335).
Perputaran modal
kerja dihitung dengan rumus:
4)
Perputaran
Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dai tiap rupiah aktiva.
Total assets
turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total assets
turn over dihitung sebagai berikut:
5) RasioPerputaranAktivaTetap (fixed
assets turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan
aktiva tetap.Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana
yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan
penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
Ø Rata-rata umur piutang
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan,
serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau
merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan
jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan
dibagi 360 atau 365 hari.
Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
E. CONTOH SOAL
Menghitung
rasio aktivitas (Coverage Ratios)
Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam
jutaan)
.
Pos-Pos
Neraca
|
2005
|
2006
|
Aktiva Lancar
|
|
|
Kas
|
250
|
260
|
Giro
|
350
|
300
|
Surat-surat berharga
|
140
|
160
|
Piutang
|
550
|
360
|
persediaan
|
250
|
310
|
Aktiva lancar lainnya
|
100
|
150
|
Total
aktiva lancar (Current Asset)
|
1.640
|
1.340
|
Aktiva
Tetap
|
|
|
Tanah
|
900
|
1.000
|
Mesin
|
1.050
|
1.050
|
Kendaraan
|
650
|
750
|
Akumulasi Penyusutan
|
(200)
|
(250)
|
Total
Aktiva Tetap
|
2.400
|
2.550
|
Aktiva
Lainny
|
|
|
Total
Aktiva Lainnya
|
160
|
110
|
Total
Aktiva
|
4.200
|
4.000
|
Utang
Lancar
|
|
|
Utang Bank (10%)
|
500
|
550
|
Utang dagang
|
200
|
200
|
Utang lainnya
|
50
|
0
|
Total
utang lancar
|
750
|
750
|
Utang
jangka panjang
|
|
|
Utang bank (10%)
|
900
|
750
|
Utang obligasi (8%)
|
400
|
400
|
Total
utang jangka panjang
|
1.300
|
1.150
|
Ekuitas
|
|
|
Modal setor
|
1.600
|
1.600
|
Cadangan laba
|
650
|
500
|
Total
ekuitas
|
2.250
|
2.100
|
Total
pasiva
|
4.200
|
4.000
|
Neraca PT.
Yumiko Maharani, Tbk
Laporan
Laba Rugi
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
Komponen
R/L
|
2005
|
2006
|
Total
penjalan
|
5.950
|
5.550
|
Harga
Pokok Penjualan
|
4.050
|
3.850
|
Laba
Kotor
|
1.900
|
1.700
|
Biaya Operasi
|
|
|
Biaya
umm dan administrasi
|
185
|
200
|
Biaya
penjualan
|
145
|
180
|
Biaya
lainnya
|
40
|
30
|
Total biaya operasi
|
370
|
410
|
Laba kotor operasi
|
1530
|
1.290
|
Penyusutan
|
200
|
250
|
Pendapatan bersih operasi
|
1.330
|
1.040
|
Pendapatan
lainnya
|
470
|
260
|
EBIT
|
1.800
|
1.300
|
Biaya bunga
|
|
|
Bunga
bank
|
140
|
130
|
Bunga
obligasi
|
40
|
40
|
Total Biaya bunga
|
1.440
|
1.340
|
EBT
|
1.620
|
1.130
|
Pajak (20%)
|
324
|
226
|
EAIT
|
1.296
|
904
|
Earning per share
|
|
|
Menghitung
rasio aktivitas dengan ;
1.
Receivable Turn over (perputaran pitang)
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode.Semakin tinggi rasio ini menunjukkan, bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya) dan tentunyakondisi ini bagi
perusahaan semakin baik. sebaliknya semakin rendah rasio inimaka perputaran piutang memberikan pemahaman
tentang kualitas piutang dankesuksesan penagihan piutang
Rumus :
Untuk mencari Receivable Turn Over
tahun 2005 dan 2006 maka :
Dik : Penjualan Kredit =
total penjualan
Rata-rata piutang = Piutang
§
untuk tahun 2005
Receivable Turn Over =
11,81 atau 12 kali
§
untuk tahun 2006
Receivable Turn Over
15,41 ata 15 kali
artinya perputaran piutang untuk tahun 2005 12
kali dibandingkan penjualan dan perputaran piutang untuk tahun 2006
adalah 15 kali dibandingkan penjualan.
Jika rata- rata industri unutk perputaran piutang
adalah 15 kali, maka untuk tahun2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang
dilakukan manajemen dapat dianggaptidak
berhasil, Namun untuk tahun 2006 (15.41 kali) dianggap berhasil karenamelebihi
angka rata rata industri.
2.
Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Perputaran persediaan merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapakali dana
yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode.
Rasio ini dikenal dengan
rasio perputaran persediaa.Rasio ini juga dapatmenunjukkan
berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.Semakin tinggi rasio ini
maka hal ini menunjukkan perusahaan bekerja.
Semakin efisien dan likuid persdian
semakin baik. Demikian pula apabila sebaliknya, maka perusahaan bekerja secara
tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang meneumpuk,
hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.
Rumus :
Dik
: Penjualan (sale)
Persedian (Inventory)
§
Untuk 2005
Inventory Turn Over
23,8 atau 24 kali
Rasio ini menunjukkan 24 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satutahun. Apabila rata-rata industri
untuk inventory turn over adalah 20 kali, berarti inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan
persediaan dalam jumlahyang berlebihan (tidak produktif).
§
Untuk 2006
Inventory Turn Over
17,9 atau 18 kali
Rasio ini
menunjukkan 18 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industry untuk inventory turn over dadalah 20 kali, berarti
inventory turn over kurang baik. Perushaan menahan persdiaan dalam jumlah yang
melebihi (tidak produkti).
3. Perputaran modal kerja
Rumus :
§
Untuk tahun 2005
Perputaran modal kerja
3,62 atau 3,7
kali
perputaran modal
kerja tahun 2005 sebanyak 3.7 kali, artinya setiap Rp.1,- modalkerja dapat menghasilkan Rp. 3.7 penjualan.
§
Untuk tahun 2006
Perputaran modal kerja
4,14 atau 4
kali
perputaran modal kerja tahun 2006
sebanyak 4 kali, artinya setiap Rp.1,- modalkerja dapat menghasilkan Rp. 4 penjualan.
Terlihat ada kenaikan rasio perputaran modal
kerja dari tahun 2005 ke 2006, hal ini menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh
manajemen. Namun jika rata-rata industry untuk perputaran modal kerja adalah 6
kali, keadaan perusahaan untuk tahu 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih di bawah dari
Rata-rata
industry. Dalam hal ini manajemen harus bekerja lebih keras lagi untuk
meningkatkan rasio perputaran modal kerja hingga minimal mencapai hingga
minimal sama dengan rasio rata-rata industry.
4.
Fixed Asset
Turn Over
Rumus :
Dik :
Penjualan = sales
Total aktiva = total fixed assets
§ Untuk tahun
2005
Total aseets
trun over
2,479 atau 2,5 kali
perputaran aktiva
tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya setiap Rp. 1,- aktivatetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.
§ Untuk tahun
2006
Total aseets
trun over
2,176 atau 2,2 kali
perputaran aktiva
tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap Rp. 1,- aktivatetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.
Kondisi
perusahaan sangat tidak mengembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun
2005 ke 2006 lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk
total asset trun over yaitu 5 kali, berarti perusahaan belum mampu
memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis.
5. RasioPerputaranAktivaTetap (fixed
assets turnover)
Rumus :
Dik :
penjualan
seales
Aktiva tetap
asset
§ Untuk tahun
2005
Fixed assets
trun over
atau 1,42 kali
perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali.
Artinya setiap Rp.1,- aktivadapat
menghasilkan Rp. 1,42 penjualan.
§ Untuk tahun
2006
Fixed assets
trun over
atau 1,4 kali
perputaran total aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali. Artinya
setiap Rp.1,- aktivadapat
menghasilkan Rp. 1,4 penjualan.
Hasil Pengukuran :
Dari pengukuran rasio di atas dapat
kita lihat kondisi dan posisi perusahaan sepertiyang
terlihat dalam tabel berikut ini.
No
|
Jenis Ratio
|
2005
|
2006
|
Standar industri
|
1
|
Raceivable trun over
|
12 kali
|
15 kali
|
15 kali
|
2
|
Inventory turn over
|
24 kali
|
18 kali
|
20 kali
|
3
|
Working capital trun over
|
3,7 kali
|
4 kali
|
6 kali
|
4
|
Fixed assets trun over
|
2,5 kali
|
2,2kali
|
5 kali
|
5
|
Total assets trun over
|
1,42 kali
|
1,4 kali
|
2 kali
|
Receivable turn over atau perputaran piutang
tahun 2005 ke taun 2006 meningkat, yaitu 12
kali menjadi 15.5 kali. Ini berarti semakin baik karena modal kerja yang
tertanam semakin kecil. Sementara itu,rata-rata industri sebesar 15 kali, yang berarti peningkatannya terjadi
melebihi rata-rata industri.
I nventory turn over terlihat terjadi
penurunan 24 kali pada tahun 2005 dan turun18 kali di tahun 2006. Sementara
itu, rata-rata industri untuk inventory turn over adalah 20 kali. Maka, perusahaan dikatakan menurun pada
tahun 2006 karena di bawah rata-rata industri.
Untuk rasio working capital turn over terjadi
sedikit kenaikan dari tahun 2005 ke tahun2006,
yaitu dari 3.7 kali menjadi 4 kali. Jika rata-rata industri adalah 6 kali rasio perusahaan ini untuk tahun 2005 adalah 3.7
kali dan tahun 2006 adalah 4 kali kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri.
Untuk rasio
fixed assets turn over terjadi pernurunan dari tahun 2005 sebesar 2.5 kaliturun di tahun
2006 menjadi 2.2 kali. Kedua rasio ini kurang baik karena masih di bawah
rata-rata industri. Artinya penggunaan aktiva oleh perusahaan kurang efisiendibandingkan dengan perusahaan lain.
Sementara itu untuk rasio total assets turn over
juga terjadi penurunan di mana semulatahun
2005 sebesar 1.42 kali, turun pada tahun 2006 menjadi hanya
sebesar 1.4 kali. Sementara itu rata-rata industri total assets turn over adalah 2 kali maka, rasio perusahaan beroperasi
kurang baik. Artinya perusahaan menggunakan aktivanya kurangefisien
dibandingkan dengan perusahaan lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan
bahwa Rasio aktivitas itu merupakan suatu cara untuk mengetahui bagaimana
perusahaan me-manage sumber daya yang dimiliki untuk kefektifan perusahaan yang
tengah berjalan tiap harinya. Dengan menggunakan menggunakan rasio
aktivitas maka perusahaan dapat membandingkan kemampuan sumber daya yang
dimiliki dangan industry sejenis.
Jenis – jenis
rasio aktivitas :
1.
Perputaran
Piutang (Account Receivable Turn Over)
2.
Perputaran
Sediaan (Inventory Turn Over)
3.
Perputaran Modal Kerja (Working Capital
Turn Over)
4. Perputaran Total
Aktiva (Total Assets Turn Over)
5.
Perputaran
Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
B. SARAN
Berdasarkan
kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang perludiperhatikan
sebagai masukan, sebagai berikut :
1.
Perusahaan harus lebih efisien dala menggunakan aktiva
2.
Sumber daya yang ada pada perusahaan harus digunakan dengan
bijaksana
3.
Manajemen
perusahaan harus mengetahui berapa penjualan yang didapat dari setiap modal
kerja
Daftar Pustaka
Sawir, Agnes, 2009. Analisa
Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Fahmi,irham. 2011. Anallsis laporan kuangan. Alfabet CV : Jakarta.